PART 1: MADINAH
Syukur
alhamdulillah impian yang aku pikir nyaris tidak mungkin ternyata dimungkinkan
oleh Allah SWT. Tepat pada hari Kamis, 10 November 2022 sekitar jam 16.00 WIB salah
satu pesawat dari maskapai Wings Group membawa kami terbang dari Bandara
Internasional Soekarno Hatta-Jakarta menuju Bandara Internasional Pangeran
Muhammad bin Abdul Aziz-Madinah. Alhamdulillah perjalanan sangat lancar. Niat
ibadah senantiasa terjaga atas bimbingan ustadz.
Sekitar pukul 21.30 WS, pesawat kami mendarat di Bandara Internasional Pangeran Muhammad bin Abdul Aziz-Madinah. Angin malam kota Rasulullah menyambut kedatangan kami. Suasana yang sangat tenang dan penuh haru. Rasanya masih tidak menyangka kaki ini akhirnya bisa menginjak tanah suci. Aku pun tidak sanggup menahan air mata yang tak sabar menetes di pipi.
Setelah proses imigrasi selesai, kami dipandu untuk naik bus menuju penginapan. Jarak antara bandara dan penginapan tidak terlalu jauh. Dan ketika sampai di penginapan, aku lebih takjub lagi karena penginapan kami hanya berjarak beberapa meter dengan masjid Nabawi.
Sebelum
kami melaksanakan sholat jama’ takhir maghrib dan isyak di halaman masjid
Nabawi, kami dipersilakan untuk makan malam terlebih dahulu dan bersih-bersih
di kamar masing-masing. Di Madinah, aku tidur sekamar ber-3 bersama teman-teman
dari kantor.
Setelah sholat, muthowif mengantar kami berkeliling di kawasan masjid Nabawi. Untuk jamaah laki-laki, diajak berziarah ke makam Rasulullah. Sedangkan untuk jamaah Perempuan hanya bisa menyampaikan salam kepada Rasulullah dari kejauhan.
Masjid Nabawi tidak buka 24 jam. Pagi hari, Masjid Nabawi dibuka sekitar jam 2-an. Oleh karena itu, setelah berkeliling kawasan masjid Nabawi, aku kembali ke hotel untuk beristirahat.
Di
Madinah dan Makkah, adzan di pagi hari dikumandangkan sebanyak 2 kali. Adzan
pertama untuk panggilan qiyamul lail dan adzan kedua untuk panggilan sholat
subuh. Adzan pertama dikumandangkan sekitar jam 04.00 WS. Dan pada jam
tersebut, area tempat sholat Perempuan di dalam masjid Nabawi sudah penuh.
Saranku, jika ingin mendapatkan shof Perempuan di dalam masjid maka harus
berangkat maksimal jam 03.30 WS. Lewat dari jam tersebut, jangan pernah
berharap bisa masuk ke dalam masjid. Subuh di Madinah saat itu sekitar jam
5-an. Setelah sholat subuh, hampir selalu dilaksanakan sholat jenazah secara
berjamaah.
Di
dalam masjid Nabawi, tersedia air zam-zam. Ada yang dingin dan ada yang biasa.
Jika ke masjid ga bawa tumbler, jangan khawatir. Disana sudah tersedia gelas
sekali pakai. Nah, jika ingin membawa air zam-zam untuk dibawa ke penginapan,
jangan lupa bawa tumbler dari Indonesia.
Menjelang
waktu dzuhur kami menuju masjid kembali untuk mengikuti sholat jumat. Dan momen
itulah pertama kali aku mengikuti sholat jumat yang hanya 2 rakaat plus
khutbah. Tidak dinyana setelah sholat jumat hujan pun turun. Para jamaah yang
sholat di halaman masjid Nabawi bersorai penuh Syukur. Ternyata oh ternyata, itulah
hujan yang pertama kali turun setelah musim panas dan sebagai penanda
dimulainya musim dingin. Oleh karena sampai sore hujan belum berhenti, rencana
untuk ziarah ke makam baqi pun ditunda. Akhirnya agenda kami di hari Jumat di
Madinah adalah istirahat dan memperbanyak ibadah di masjid Nabawi.
Oh
ya, untuk menu makanan di penginapan ternyata Indonesian food banget. Menu
favorit aku selama di Madinah adalah nasi rames. Bahkan sampai sekarang masih
kerasa banget nikmatnya, apalagi sambalnya. Yummyyyy.
Hari
ketiga di Madinah, di pagi hari sekitar jam 08.00 WS kami mengunjungi masjid
Quba, masjid yang pertama kali dibangun Nabi Muhammad saat sampai di Madinah.
Kalau bisa, dari hotel sudah dalam keadaan punya wudlu supaya begitu sampai di
masjid Quba langsung bisa sholat. Hal tersebut dianjurkan oleh Muthowwif kami.
Setelah
dari masjid Quba kami bergegas ke kebon kurma. Sayangnya saat kesana kurmanya
tidak sedang panen. Akhirnya kami hanya melihat pohonnya yang banyak. Di kebon
kurma juga tersedia berbagai macam oleh-oleh, mulai dari beraneka ragam jenis
kurma, coklat, dan oleh-oleh makanan khas tanah suci lainnya. Harganya pun
bervariasi. Untuk pembayarannya tidak harus menggunakan mata uang real, mata
uang rupiah pun diterima. Mereka menyebutnya “Uang Jokowi”, hehe
Setelah
dari kebun kurma, kami menuju kawasan makam syuhada uhud. Sesampai di kawasan
pemakaman, Muthowwif menceritakan tragedi uhud yang menewaskan salah satunya
Paman Rasulullah. Tak lupa doa kami panjatkan untuk para syuhada uhud.
Selanjutnya, kami kembali ke penginapan untuk persiapan sholat dzuhur di masjid
Nabawi.
Sore
hari, setelah sholat ashar kami mengunjungi masjid ghomamah. Kemudian kami berkumpul
di halaman masjid Nabawi untuk persiapan umroh ke Makkah pada hari Minggu.
Malam
terakhir di Madinah kami sibukkan dengan packing dan persiapan untuk umroh ke
Makkah. Sehabis sholat dzuhur pada hari Minggu kami meninggalkan penginapan di Madinah
dan menuju Masjid Bir Ali untuk mengambil miqot (niat berumroh).
Bismillah,
insyaAllah suatu hari saya dan keluarga akan kembali ke tanah Madinah Munawwaroh
ini.
Notes:
Cerita ini aku tulis supaya aku tidak lupa dengan perjalanan ke tanah suci yang sangat berkesan dan kalau lagi rindu tanah suci aku bisa baca lagi tulisan ini :)
0 komentar:
Posting Komentar