Minggu, 08 Oktober 2023

DESTINASI PERJALANAN KE LUAR NEGERI PERTAMA KALI “MADINAH DAN MAKKAH”

 PART 1: MADINAH

Syukur alhamdulillah impian yang aku pikir nyaris tidak mungkin ternyata dimungkinkan oleh Allah SWT. Tepat pada hari Kamis, 10 November 2022 sekitar jam 16.00 WIB salah satu pesawat dari maskapai Wings Group membawa kami terbang dari Bandara Internasional Soekarno Hatta-Jakarta menuju Bandara Internasional Pangeran Muhammad bin Abdul Aziz-Madinah. Alhamdulillah perjalanan sangat lancar. Niat ibadah senantiasa terjaga atas bimbingan ustadz.


Sekitar pukul 21.30 WS, pesawat kami mendarat di Bandara Internasional Pangeran Muhammad bin Abdul Aziz-Madinah. Angin malam kota Rasulullah menyambut kedatangan kami. Suasana yang sangat tenang dan penuh haru. Rasanya masih tidak menyangka kaki ini akhirnya bisa menginjak tanah suci. Aku pun tidak sanggup menahan air mata yang tak sabar menetes di pipi.


Setelah proses imigrasi selesai, kami dipandu untuk naik bus menuju penginapan. Jarak antara bandara dan penginapan tidak terlalu jauh. Dan ketika sampai di penginapan, aku lebih takjub lagi karena penginapan kami hanya berjarak beberapa meter dengan masjid Nabawi.


Sebelum kami melaksanakan sholat jama’ takhir maghrib dan isyak di halaman masjid Nabawi, kami dipersilakan untuk makan malam terlebih dahulu dan bersih-bersih di kamar masing-masing. Di Madinah, aku tidur sekamar ber-3 bersama teman-teman dari kantor.


Setelah sholat, muthowif mengantar kami berkeliling di kawasan masjid Nabawi. Untuk jamaah laki-laki, diajak berziarah ke makam Rasulullah. Sedangkan untuk jamaah Perempuan hanya bisa menyampaikan salam kepada Rasulullah dari kejauhan.


Masjid Nabawi tidak buka 24 jam. Pagi hari, Masjid Nabawi dibuka sekitar jam 2-an. Oleh karena itu, setelah berkeliling kawasan masjid Nabawi, aku kembali ke hotel untuk beristirahat.


Di Madinah dan Makkah, adzan di pagi hari dikumandangkan sebanyak 2 kali. Adzan pertama untuk panggilan qiyamul lail dan adzan kedua untuk panggilan sholat subuh. Adzan pertama dikumandangkan sekitar jam 04.00 WS. Dan pada jam tersebut, area tempat sholat Perempuan di dalam masjid Nabawi sudah penuh. Saranku, jika ingin mendapatkan shof Perempuan di dalam masjid maka harus berangkat maksimal jam 03.30 WS. Lewat dari jam tersebut, jangan pernah berharap bisa masuk ke dalam masjid. Subuh di Madinah saat itu sekitar jam 5-an. Setelah sholat subuh, hampir selalu dilaksanakan sholat jenazah secara berjamaah.  


Di dalam masjid Nabawi, tersedia air zam-zam. Ada yang dingin dan ada yang biasa. Jika ke masjid ga bawa tumbler, jangan khawatir. Disana sudah tersedia gelas sekali pakai. Nah, jika ingin membawa air zam-zam untuk dibawa ke penginapan, jangan lupa bawa tumbler dari Indonesia.  


Menjelang waktu dzuhur kami menuju masjid kembali untuk mengikuti sholat jumat. Dan momen itulah pertama kali aku mengikuti sholat jumat yang hanya 2 rakaat plus khutbah. Tidak dinyana setelah sholat jumat hujan pun turun. Para jamaah yang sholat di halaman masjid Nabawi bersorai penuh Syukur. Ternyata oh ternyata, itulah hujan yang pertama kali turun setelah musim panas dan sebagai penanda dimulainya musim dingin. Oleh karena sampai sore hujan belum berhenti, rencana untuk ziarah ke makam baqi pun ditunda. Akhirnya agenda kami di hari Jumat di Madinah adalah istirahat dan memperbanyak ibadah di masjid Nabawi.


Oh ya, untuk menu makanan di penginapan ternyata Indonesian food banget. Menu favorit aku selama di Madinah adalah nasi rames. Bahkan sampai sekarang masih kerasa banget nikmatnya, apalagi sambalnya. Yummyyyy.


Hari ketiga di Madinah, di pagi hari sekitar jam 08.00 WS kami mengunjungi masjid Quba, masjid yang pertama kali dibangun Nabi Muhammad saat sampai di Madinah. Kalau bisa, dari hotel sudah dalam keadaan punya wudlu supaya begitu sampai di masjid Quba langsung bisa sholat. Hal tersebut dianjurkan oleh Muthowwif kami.

Setelah dari masjid Quba kami bergegas ke kebon kurma. Sayangnya saat kesana kurmanya tidak sedang panen. Akhirnya kami hanya melihat pohonnya yang banyak. Di kebon kurma juga tersedia berbagai macam oleh-oleh, mulai dari beraneka ragam jenis kurma, coklat, dan oleh-oleh makanan khas tanah suci lainnya. Harganya pun bervariasi. Untuk pembayarannya tidak harus menggunakan mata uang real, mata uang rupiah pun diterima. Mereka menyebutnya “Uang Jokowi”, hehe


Setelah dari kebun kurma, kami menuju kawasan makam syuhada uhud. Sesampai di kawasan pemakaman, Muthowwif menceritakan tragedi uhud yang menewaskan salah satunya Paman Rasulullah. Tak lupa doa kami panjatkan untuk para syuhada uhud. Selanjutnya, kami kembali ke penginapan untuk persiapan sholat dzuhur di masjid Nabawi.

Sore hari, setelah sholat ashar kami mengunjungi masjid ghomamah. Kemudian kami berkumpul di halaman masjid Nabawi untuk persiapan umroh ke Makkah pada hari Minggu.


Malam terakhir di Madinah kami sibukkan dengan packing dan persiapan untuk umroh ke Makkah. Sehabis sholat dzuhur pada hari Minggu kami meninggalkan penginapan di Madinah dan menuju Masjid Bir Ali untuk mengambil miqot (niat berumroh).


Bismillah, insyaAllah suatu hari saya dan keluarga akan kembali ke tanah Madinah Munawwaroh ini. 

Notes: 

Cerita ini aku tulis supaya aku tidak lupa dengan perjalanan ke tanah suci yang sangat berkesan dan kalau lagi rindu tanah suci aku bisa baca lagi tulisan ini :)


0 komentar:

Posting Komentar