Sabtu, 05 Agustus 2023

RINDU BAPAK


 


Apa yang biasa dilakukan oleh orang-orang yang sedang merindu? Sedangkan orang yang dirindu sudah tidak bisa lagi dipeluk atau diajak berkomunikasi. Yang pasti adalah mendoakannya. Namun, selain mendoakannya, perkenankan saya untuk menulis kenangan tentangnya.


Bapak. Bapak adalah cinta pertama anak-anak perempuannya. Tidak semua, tapi kebanyakan begitu. Dan mungkin saya adalah salah satunya. Meski Bapak memiliki watak yang keras, tapi hatinya super lembut. Bapak sangat tegas dalam urusan agama, terutama dalam urusan sholat dan membaca Al Quran. Begitulah cara Bapak memperkenalkan anak-anaknya dengan Tuhan Sang Pencipta. Sholat yang dimaksud bukan berarti hanya sekedar sholat dalam bentuk gerakan, tetapi juga segala sesuatu yang terkait dengan sholat. Diantaranya dalam urusan memilih mukena untuk sholat.

 

Saat SD, saya pernah protes mengapa saya selalu dibelikan mukena yang “terusan”, tidak mukena yang potongan. Teman-teman SD yang sebaya mereka hampir tidak ada yang memakai mukena terusan. Mukena terusan itu identik dengan Ibu-Ibu atau piyantun sepuh (orang-orang tua), pikir saya waktu itu. Padahal saya kan masih anak-anak, tidak mau seperti orang-orang tua. Protes itu saya sampaikan kepada Bapak saat kami sedang ke pasar untuk membeli mukena. Tidak lama kemudian setelah saya protes, Bapak pun menjawab “Mukena terusan itu lebih menutup aurat, Nduk”. Jawaban yang singkat, padat, dan dalam maknanya. Mendengar jawaban Bapak, saya pun langsung terdiam. Meski saya masih mencoba mencerna makna dari jawaban Bapak. Sampai pada akhirnya saya pun menemukan makna jawaban Bapak saat saya belajar ilmu agama di pesantren. Ternyata memang benar mukena terusan itu lebih menutup aurat, mengapa?. Karena jika ada angin kencang karena kipas angin atau angin alami, mukena terusan tidak akan berkibar-kibar. Selain itu, dalam sholat, menutup aurat berarti bahwa aurat tidak terlihat dari arah manapun, termasuk dari arah bawah. Misalnya saat gerakan ruku’. Ketika menggunakan mukena potongan, posisi ruku’ akan berpotensi terlihatnya aurat (leher) dari arah bawah. Pernah suatu ketika Ibu pengasuh pondok berpesan jika menggunakan mukena potongan, diupayakan menggunakan baju berlengan panjang. Hal tersebut beliau sampaikan tidak lain adalah untuk lebih menjaga aurat dalam sholat.

 

Dari apa yang diajarkan oleh Bapak dan ilmu yang diajarkan di pesantren, saya menjadi paham bahwa sholat itu tidak hanya sekedar gerakan. Di dalamnya mengadung ibadah yang tata caranya diatur dalam syariat, komunikasi, penghambaan, ketawadluk-an, rasa syukur, dan sebuah kebutuhan seorang hamba untuk senantiasa datang memenuhi panggilan dari Tuhannya.

 

Bapak adalah guru mengaji saya pertama kali. Bapak yang mendisiplinkan kami untuk membaca Al-Quran setiap ba’da maghrib. Tidak boleh ada kata absen untuk mengaji. Membaca Al-Quran itu mutlak. Bahkan ketika saya sudah bekerja, Bapak selalu berpesan untuk tidak lupa membaca Al-Quran. Beliau lah yang mengajarkan kami untuk tepat meletakkan huruf-huruf hijaiyah sesuai makhrojnya.

 

Bapak sangat peduli dengan asal usul nasabnya. Oleh karenanya Bapak tidak pernah lupa berkirim doa untuk para leluhurnya, terutama di malam Jumat ba’da maghrib. Pernah suatu ketika saat saya masih SD kelas 1, selepas pembacaan tahlil ba’da maghrib, Bapak memutar badannya ke belakang, menghadap Ibu, saya, dan adek. Lantas beliau berkata “Nduk, Le, nanti kalau sudah besar harus bisa mendoakan Bapak Ibu kalau sudah meninggal. Jangan dikira orang-orang yang sudah meninggal mereka tidak tau mendapat kiriman doa dari siapa. Seperti Eyang Kakung mu yang tadi didoakan. Beliau tau siapa yang mendoakannya, meski kamu tidak pernah bertemu dengannya”. 


Kemanapun saya hendak pergi, baik sendiri atau bersama dengan teman-teman, Bapak selalu berpesan untuk memperbanyak membaca istighfar dan sholawat. Dua dzikir yang senantiasa menjadi penjaga dalam setiap keadaan dan mendatangkan banyak miracle dalam kehidupan.

 

Dear Bapak,

Saya tidak tau kehidupan seperti apa yang sedang Bapak hadapi di alam sana, saya senantiasa berdoa Bapak selalu dalam penjagaan-Nya, terang alam kuburnya, ditemani dengan para malaikat yang rupawan dan baik-baik, senantiasa dihidangkan makanan-makanan yang super lezat. Satu yang pasti bahwa Bapak senantiasa ada dalam al-fatihah kami. 


0 komentar:

Posting Komentar