Hari kedua ku di Singapura diawali dengan sholat subuh
berjamaah di masjid Abdul Gaffoor. Masjidnya tepat di depan penginapan Snooze
Inn di Dunlop Street. Selain masjid Sultan, masjid Abdul Gaffoor adalah salah
satu masjid yang ingin kukunjungi. Alhamdulillah bersyukur sekali akhirnya aku kesampaian
bisa berkunjung kesana. Jika masjid Sultan berdiri pada abad ke-19, masjid Abdul
Gaffoor berdiri pada awal abad ke-20.
Destinasi hari kedua di Singapura tidak terlalu
banyak karena kami harus moving ke Johor Bahru. Destinasi pertama kami adalah
ke Haji Lane St.. Haji Lane St. merupakan sebuah kawasan ruko yang antik. Sayangnya
pada saat kami kesana, sebagian besar tokonya masih tutup. Walhasil kami hanya
mengabadikan momen sambil menyusuri Haji Lane St.
Setelah puas berfoto di kawasan Haji Lane St., kami
melanjutkan langkah ke Arab St. dan mampir sebentar untuk membeli cindera mata
di depan masjid Sultan. Terlihat matahari sudah lumayan terik, kami langsung
menuju halte bus untuk menuju Fort Canning Park. Fort Channing Park merupakan
destinasi alam yang sarat dengan sejarah khususnya perang dunia II. Luasnya sekitar
18 hektar. Terdapat tangga yang super tinggi untuk bisa berkeliling ke taman
ini. Di taman ini, tak jarang kami melihat para warga lokal maupun turis yang berpiknik.
Selain itu juga ada penjual kaki lima yang menyajika menu sarapan.
Setelah puas menyusuri Fort Channing Park, kami
memutuskan untuk menuju destinasi akhir yaitu Orchard Library. Yang unik dari
Orchard Libarary ini adalah tempatnya yang menyatu dengan mall. Perpustakaannya sangat
rapih dan kondusif. Tempatnya sangat nyaman untuk menghabiskan hari. Buku-bukunya
pun menarik. Sebagian buku-bukunya berbahasa Melayu, tetapi lebih banyak buku berbahasa
Inggris.
Setelah dari Orchard Libarary, kami turun ke lantai
dasar untuk membeli makan. Kami membeli makan di resto 4 FINGERS. Dan kami sangat
merekomendasikan tempat makan ini kepada siapapun yang berkunjung ke Orchard
Library. Harganya terjangkau dan rasanya sangat enak. Kasir dan pelayannya pun
sangat baik dan ramah.
Dari Orchard, kami bergegas menuju Bugis untuk
mengambil travel bag di JJH Hotel dan naik MRT kembali dari Bugis ke Marsiling.
Jarak tempuh dari Bugis ke Marsiling kurang lebih 1 jam. Setelah turun di St.
Marsiling kami menyeberang untuk naik bus 950 ke woodlands check point (WCP).
Di WCP ini kami sempat
mengalami drama salah jalur. Yang harusnya kami mengambil jalur kereta, kami
malah nyelonong ke jalur bus. Apalagi kami sampai di WCP sangat mepet dengan jadwal keberangkatan kereta. Kereta dari WCP ke JB Center Johor Bahru yang kami pesan
yaitu berangkat jam 16.15 WS. Kami menargetkan sampai di stasiun ini 1 jam
sebelum keberangkatan. Namun, kami baru turun dari terminal bus WCT sekitar jam
15.30 WS. Ditambah lagi spending time karena drama salah jalur. Kenyataan
pahit pun akhirnya kami telan. Begitu sampai depan pintu stasiun, kami disambut dengan tulisan "Gate
Closed". Namun, kami bersyukur karena kami masih bisa memesan tiket kereta
di jam berikutnya, yaitu untuk keberangkatan jam 17.20 WS.
Hal yang bisa kami share dari drama salah
jalur ini adalah yang pertama: begitu turun dari bus 950 di WCP, ambil lah
jalur kereta yang belok ke kiri. Jangan ke kanan atau lurus. Awal dari
kesalahan kami adalah kami panik mengikuti penumpang lainnya yang rame-rame
menuju jalur bus karena mengejar waktu, tanpa melihat tanda petunjuk yang ada. Tapi
jujur, aku pribadi merasa di WCP ini minim sekali petunjuk jalurnya. Yang kedua:
tibalah maksimal 20 menit sebelum keberangkatan kereta. Karena ternyata di
WCP ini ada 2 kali proses imigrasi. Imigrasi Singapura dan Malaysia.
Mengapa siy kami mati-matian buat naik kereta
ke JB Center daripada naik bus? Itu karena kami mengefektifkan waktu. Menurut hasil
pencarian kami, jarak tempuh antara naik bus dan naik kereta dari WCP ke JB
Center lebih efektif naik kereta yang hanya 5 menit dengan harga 5 SGD
daripada naik bus bus yang mencapai 5 jam dengan harga yang tentu lebih rendah
dari naik kereta. Namun, jika ada teman yang sudah pernah naik bus dari WCP ke
JB Center bisa sharing juga jarak tempuhnya berapa lama.
Kereta dari WCP ke JB Center ini Bernama KTMB.
Kursinya lumayan empuk dan suhu di dalam kereta lumayan dingin. Kursinya tersusun
dua-dua, layaknya kereta ekonomi premium atau eksekutif kalau di Indonesia. Oh ya,
aku kira kereta KTMB ini sangat on time seperti kereta di Jawa, ternyata keretanya
sempat terlambat 2 menit. Namun memang benar bahwa kereta ini hanya menempuh
waktu 5 menit untuk sampai dengan JB Center Johor Bahru.
Hal pertama yang kami lakukan ketika sampai di
JB Center adalah mengaktifkan wifi. Karena menyeberang lintas negara, wifi pun
perlu loading. Dan loadingnya pun cukup lama. Sembari menunggu wifi terkoneksi
kembali, kami berupaya mencari wifi gratis di mall JB Center. Destinasi kami di
Johor Bahru yang pertama yaitu ke Masjid Sultan Abu Bakar untuk sholat jamak ta’khir
Dzuhur-Ashar. Bersyukurnya jarak antara JB Center ke masjid tidak jauh dan naik
grab hanya 6 MYR.
Masjid Sultan Abu Bakar Johor Bahru merupakan
masjid milik Sultan Johor yang berdiri sekitar akhir abad ke-19. Masjid ini
sangat cantik dengan perpaduan arsitektur Moor dan Melayu. Selain itu, masjid
ini juga sangat ramah dengan travellers. Di masjid ini tersedia kamar mandi
dengan perlengkapan mandi seperti sabun dan sampo wakaf. Salah satu hal yang aku
perhatikan selama berkunjung ke masjid Sultan dan masjid Abdul Gaffoor di
Singapura serta masjid Sultan Abu Bakar di Johor Bahru ini adalah adanya sandal
khusus kamar mandi. Ini tidak lain adalah untuk menjaga kesucian dari kamar
mandi ke tempat sholat. Kalau masjid di Indonesia, meski tidak tersedia sandal
khusus kamar mandi, biasanya ada kobokan kaki antara akses keluar kamar mandi
atau tempat wudlu ke tempat sholat. Namun, tidak semua masjid di Indonesia punya
kobokan kaki. Jadi perlu dihati-hati sendiri menjaga kesucian antara kamar
mandi ke tempat sholatnya.
For your information, para
pengunjung masjid Sultan Abu Bakar tidak diperkenkan untuk mengambil foto
selama di dalam masjid. Bolehnya di luar masjid. Meski demikian, keindahan
bangunan masjid ini di luar tidak kalah dengan keindahan dalam masjid. Para
pengurus masjid pun sangat ramah. Setiap sandal/sepatu para jamaah selalu dirapihkan
oleh pengurus masjid sehingga memudahkan para jamaah saat keluar dari masjid.
Tak terasa, kami keluar dari masjid Sultan Abu
Bakar hampir menjelang maghrib. Selanjutnya, kami mencari resto untuk makan
malam sebelum menuju bandara Senai. Karena pesawat kami akan take off sekitar
jam 23.00 WM, kami menargetkan berangkat ke bandara dari resto sekitar jam 19.45
WM. Kami tiba di Bandara Senai sekitar jam 20.20 WM dengan biaya grab 28 RM.
Alhamdulillah waktu berlibur telah usai. Meski hanya 2 hari, banyak hal yang telah kami lewati dan juga tentunya banyak sekali pelajaran dari perjalanan ini. Tidak terlupakan dan sangat berkesan.
Sekian sharing aku backpacker selama weekend
ke Singapura-Johor Bahru. Semoga ada manfaatnyaa…..
0 komentar:
Posting Komentar