Jumat, 30 Juni 2023

#PART 3 -DAY 2 SINGAPURA DAN JOHOR BAHRU-

 

Hari kedua ku di Singapura diawali dengan sholat subuh berjamaah di masjid Abdul Gaffoor. Masjidnya tepat di depan penginapan Snooze Inn di Dunlop Street. Selain masjid Sultan, masjid Abdul Gaffoor adalah salah satu masjid yang ingin kukunjungi. Alhamdulillah bersyukur sekali akhirnya aku kesampaian bisa berkunjung kesana. Jika masjid Sultan berdiri pada abad ke-19, masjid Abdul Gaffoor berdiri pada awal abad ke-20.  

Destinasi hari kedua di Singapura tidak terlalu banyak karena kami harus moving ke Johor Bahru. Destinasi pertama kami adalah ke Haji Lane St.. Haji Lane St. merupakan sebuah kawasan ruko yang antik. Sayangnya pada saat kami kesana, sebagian besar tokonya masih tutup. Walhasil kami hanya mengabadikan momen sambil menyusuri Haji Lane St.

Setelah puas berfoto di kawasan Haji Lane St., kami melanjutkan langkah ke Arab St. dan mampir sebentar untuk membeli cindera mata di depan masjid Sultan. Terlihat matahari sudah lumayan terik, kami langsung menuju halte bus untuk menuju Fort Canning Park. Fort Channing Park merupakan destinasi alam yang sarat dengan sejarah khususnya perang dunia II. Luasnya sekitar 18 hektar. Terdapat tangga yang super tinggi untuk bisa berkeliling ke taman ini. Di taman ini, tak jarang kami melihat para warga lokal maupun turis yang berpiknik. Selain itu juga ada penjual kaki lima yang menyajika menu sarapan.

Setelah puas menyusuri Fort Channing Park, kami memutuskan untuk menuju destinasi akhir yaitu Orchard Library. Yang unik dari Orchard Libarary ini adalah tempatnya yang menyatu dengan mall. Perpustakaannya sangat rapih dan kondusif. Tempatnya sangat nyaman untuk menghabiskan hari. Buku-bukunya pun menarik. Sebagian buku-bukunya berbahasa Melayu, tetapi lebih banyak buku berbahasa Inggris.

Setelah dari Orchard Libarary, kami turun ke lantai dasar untuk membeli makan. Kami membeli makan di resto 4 FINGERS. Dan kami sangat merekomendasikan tempat makan ini kepada siapapun yang berkunjung ke Orchard Library. Harganya terjangkau dan rasanya sangat enak. Kasir dan pelayannya pun sangat baik dan ramah.

Dari Orchard, kami bergegas menuju Bugis untuk mengambil travel bag di JJH Hotel dan naik MRT kembali dari Bugis ke Marsiling. Jarak tempuh dari Bugis ke Marsiling kurang lebih 1 jam. Setelah turun di St. Marsiling kami menyeberang untuk naik bus 950 ke woodlands check point (WCP).


Di WCP ini kami sempat mengalami drama salah jalur. Yang harusnya kami mengambil jalur kereta, kami malah nyelonong ke jalur bus. Apalagi kami sampai di WCP sangat mepet dengan jadwal keberangkatan kereta. Kereta dari WCP ke JB Center Johor Bahru yang kami pesan yaitu berangkat jam 16.15 WS. Kami menargetkan sampai di stasiun ini 1 jam sebelum keberangkatan. Namun, kami baru turun dari terminal bus WCT sekitar jam 15.30 WS. Ditambah lagi spending time karena drama salah jalur. Kenyataan pahit pun akhirnya kami telan. Begitu sampai depan pintu stasiun, kami disambut dengan tulisan "Gate Closed". Namun, kami bersyukur karena kami masih bisa memesan tiket kereta di jam berikutnya, yaitu untuk keberangkatan jam 17.20 WS.

Hal yang bisa kami share dari drama salah jalur ini adalah yang pertama: begitu turun dari bus 950 di WCP, ambil lah jalur kereta yang belok ke kiri. Jangan ke kanan atau lurus. Awal dari kesalahan kami adalah kami panik mengikuti penumpang lainnya yang rame-rame menuju jalur bus karena mengejar waktu, tanpa melihat tanda petunjuk yang ada. Tapi jujur, aku pribadi merasa di WCP ini minim sekali petunjuk jalurnya. Yang kedua: tibalah maksimal 20 menit sebelum keberangkatan kereta. Karena ternyata di WCP ini ada 2 kali proses imigrasi. Imigrasi Singapura dan Malaysia.


Mengapa siy kami mati-matian buat naik kereta ke JB Center daripada naik bus? Itu karena kami mengefektifkan waktu. Menurut hasil pencarian kami, jarak tempuh antara naik bus dan naik kereta dari WCP ke JB Center lebih efektif naik kereta yang hanya 5 menit dengan harga 5 SGD daripada naik bus bus yang mencapai 5 jam dengan harga yang tentu lebih rendah dari naik kereta. Namun, jika ada teman yang sudah pernah naik bus dari WCP ke JB Center bisa sharing juga jarak tempuhnya berapa lama.


Kereta dari WCP ke JB Center ini Bernama KTMB. Kursinya lumayan empuk dan suhu di dalam kereta lumayan dingin. Kursinya tersusun dua-dua, layaknya kereta ekonomi premium atau eksekutif kalau di Indonesia. Oh ya, aku kira kereta KTMB ini sangat on time seperti kereta di Jawa, ternyata keretanya sempat terlambat 2 menit. Namun memang benar bahwa kereta ini hanya menempuh waktu 5 menit untuk sampai dengan JB Center Johor Bahru.

Hal pertama yang kami lakukan ketika sampai di JB Center adalah mengaktifkan wifi. Karena menyeberang lintas negara, wifi pun perlu loading. Dan loadingnya pun cukup lama. Sembari menunggu wifi terkoneksi kembali, kami berupaya mencari wifi gratis di mall JB Center. Destinasi kami di Johor Bahru yang pertama yaitu ke Masjid Sultan Abu Bakar untuk sholat jamak ta’khir Dzuhur-Ashar. Bersyukurnya jarak antara JB Center ke masjid tidak jauh dan naik grab hanya 6 MYR.


Masjid Sultan Abu Bakar Johor Bahru merupakan masjid milik Sultan Johor yang berdiri sekitar akhir abad ke-19. Masjid ini sangat cantik dengan perpaduan arsitektur Moor dan Melayu. Selain itu, masjid ini juga sangat ramah dengan travellers. Di masjid ini tersedia kamar mandi dengan perlengkapan mandi seperti sabun dan sampo wakaf. Salah satu hal yang aku perhatikan selama berkunjung ke masjid Sultan dan masjid Abdul Gaffoor di Singapura serta masjid Sultan Abu Bakar di Johor Bahru ini adalah adanya sandal khusus kamar mandi. Ini tidak lain adalah untuk menjaga kesucian dari kamar mandi ke tempat sholat. Kalau masjid di Indonesia, meski tidak tersedia sandal khusus kamar mandi, biasanya ada kobokan kaki antara akses keluar kamar mandi atau tempat wudlu ke tempat sholat. Namun, tidak semua masjid di Indonesia punya kobokan kaki. Jadi perlu dihati-hati sendiri menjaga kesucian antara kamar mandi ke tempat sholatnya.

For your information, para pengunjung masjid Sultan Abu Bakar tidak diperkenkan untuk mengambil foto selama di dalam masjid. Bolehnya di luar masjid. Meski demikian, keindahan bangunan masjid ini di luar tidak kalah dengan keindahan dalam masjid. Para pengurus masjid pun sangat ramah. Setiap sandal/sepatu para jamaah selalu dirapihkan oleh pengurus masjid sehingga memudahkan para jamaah saat keluar dari masjid.


Tak terasa, kami keluar dari masjid Sultan Abu Bakar hampir menjelang maghrib. Selanjutnya, kami mencari resto untuk makan malam sebelum menuju bandara Senai. Karena pesawat kami akan take off sekitar jam 23.00 WM, kami menargetkan berangkat ke bandara dari resto sekitar jam 19.45 WM. Kami tiba di Bandara Senai sekitar jam 20.20 WM dengan biaya grab 28 RM.


Alhamdulillah waktu berlibur telah usai. Meski hanya 2 hari, banyak hal yang telah kami lewati dan juga tentunya banyak sekali pelajaran dari perjalanan ini. Tidak terlupakan dan sangat berkesan.


Sekian sharing aku backpacker selama weekend ke Singapura-Johor Bahru. Semoga ada manfaatnyaa…..


0 komentar:

Posting Komentar