Setiap orang punya respon masing-masing dalam menghadapi situasi stres. Pemicu stres dapat ditimbulkan oleh beberapa sebab. Misalnya dalam hal pekerjaan seperti load kerjaan yang tinggi dan pressure dari pimpinan. Jika kita tidak pandai mengelola stres maka banyak hal buruk akan mendatangi kita.
Nah, kali ini saya mencoba menuliskan beberapa tipe orang dalam kondisi stres dan pengaruhnya pada selera makan.
Saya pribadi merupakan tipe orang yang jika sedang dalam keadaan stres atau tertekan malah tidak berselera makan. Kecuali jika sudah sangat lapar. Barulah saya akan mencari sajian untuk disantap. Apapun sajiannya akan menjadi nikmat kalau dimakan ketika lapar. Asalkan saat makan tidak berada di depan layar laptop. Karena bagi saya, makan dan bekerja adalah 2 (dua) aktivitas yang perlu dilakukan secara fokus. Makan disini diartikan sebagai makan berat ya, bukan nyemil makanan ringan. Kalau nyemil makanan ringan tentu menjadi asik saat kita sedang ngobrol dan bersenda gurau bareng teman.
Selain tipe seperti saya, ada juga tipe orang yang ketika dia stres justru malah banyak makan atau nyemil, meskipun saat itu kondisinya perut sedang tidak lapar. Nah, kondisi tersebut sering dikenal dengan istilah “emotional eating”.
Apa itu “emotional eating”?
“emotional eating” atau makan emosional adalah kondisi ketika kita menggunakan makan sebagai luapan emosi kita, bukan makan karena lapar.
Dilansir dari https://hellosehat.com/mental/gangguan-makan/emotional-eating-nafsu-makan-saat-emosi/, pada saat stres, tubuh mengalami peningkatan hormon kortisol sebagai respon dari stres. Hormon kortisol berperan dalam penggunaan gula atau glukosa dan lemak dalam metabolisme tubuh untuk menyediakan energi. Oleh karena itu, wajar jika sebagian dari kita mengalami peningkatan nafsu makan saat mengalami stres. Karena mungkin, makan akan memberikan rasa nyaman dalam menghadapi situasi stres. Namun, jika kondisi tersebut terus menerus dibiarkan maka emotional eatingakan memengaruhi berat badan dan kesehatan kita.
Jenis makanan yang dikonsumsi saat emotional eating biasanya makanan yang mengandung banyak kalori dan karbohidrat, seperti es krim, biskuit, cokelat, makanan ringan, kentang goreng, pizza, burger, dan lainnya. Seseorang yang makan dengan emotional eating tidak berpikir dia sedang lapar atau tidak, jika dengan makan membuatnya nyaman atau bisa melupakan stresnya sejenak maka dia akan makan dengan porsi yang bisa lebih dari porsi normal. Dengan demikian, makan dengan emotional eating ini perlu diatasi dengan tepat. Adapun cara mengatasi emotional eating antara lain dengan cara:
1. Belajar mengenali rasa lapar
Ketika kita hendak makan, sebaiknya kita menanyakan kepada diri kita sendiri apakah kita sedang dalam kondisi lapar atau tidak. Jika sedang dalam kondisi tidak lapar, sebaiknya kita tunda dulu beberapa saat sampai perut kita memberikan isyarat untuk segera diisi, seperti perut mulai keroncongan, konsentrasi menurun, atau mudah marah.
2. Membuat catatan
Ini cara yang mungkin cukup riweh. Karena kita perlu mencatat jenis makanan yang kita makan, dalam kondisi apa saat kita makan, dan pada jam berapa kita makan. Dengan catatan tersebut, kita dapat mempelajari jam makan kita. Mana jam makan yang tidak perlu dituruti dan dapat kita alihkan untuk melakukan aktivitas lain selain makan.
3. Menemukan aktivitas lain sebagai pelarian emosi
Merespon peningkatan hormon kortisol karena stres dengan makan mungkin bisa jadi salah satu solusi untuk menyeimbangkan kondisi tubuh kita. Hanya saja, jika makan dilakukan saat kondisi tidak tepat, misalnya tidak dalam kondisi lapar, maka dikhawatirkan makan malah menjadi pelampiasan dari kondisi stres. Oleh karena itu, kita perlu mencoba cara lain untuk melampiaskan kondisi stress tersebut seperti dengan berolahraga, membaca, menulis, mendengarkan musik atau aktivitas lainnya yang lebih memberikan dampak positif untuk tubuh kita.
Sumber:
1. https://hellosehat.com/mental/gangguan-makan/emotional-eating-nafsu-makan-saat-emosi/
2. https://www.alodokter.com/5-fakta-hormon-kortisol-yang-wajib-dibaca
Temenku ada yang stress eating, jadi tiap merasa stress akan pergi makan. Wal hasil BB nya jadi ke kanan, baru dia tanya kok nambah ya. Haha, makan pas stress ga disadari ternyata
BalasHapusHaha. Sy juga ada teman yg sama demikian. Pas becanda dia bilang "Baru bismillah aja udah ndut", wkwk. Perlu ada pengalihan kontrol stres biar ga ke makanan, hehe.
HapusAnw terima kasih Kak sudah mampir ke blog saya :)