Desember merupakan bulan penghabisan di tahun masehi. Di akhir tahun ini, kebanyakan orang menghabiskan waktu untuk berlibur bersama teman atau keluarga. Namun, tidak sedikit juga pegawai/karyawan yang justru tidak bisa mengambil libur di bulan ini. Lagi pula kondisi bumi ini juga belum membaik sepenuhnya akibat pagebluk. But, bisa berlibur atau tidak, let’s enjoy it.
Di sela waktu senggang, aku dan rekan tim kerja tidak sengaja terjebak dalam sebuah diskusi ringan tetapi cukup mendalam, yaitu tentang tauhid.
Dia bertanya: “Mbak, pernah ga siy ga percaya sama Allah?”. Sejenak aku terdiam mencerna maksud pertanyaannya. Aku berharap Allah tidak mendengar pertanyaannya, tapi ya ga mungkin lah. Allah kan Maha Mendengar, timpalku dalam hati.
“Mbak kalau ga percama sama Allah sepertinya belum pernah, tapi Mbak pernah merasa kalau Allah ga berpihak pada harapan Mbak. Namun, itu dulu banget. Setelah kejadian itu Mbak selalu percaya sama alur takdir yang dikasih Allah buat Mbak”, jawabku.
Lantas aku menceritakan posisiku saat itu dan bagaimana aku menghadapi kondisi yang tidak menguntungkan tersebut. Alkisah sebagai berikut:
Tahun 2009 adalah tahun dimana Mbak mengalami titik terendah dalam hidup, yaitu saat Mbak ga tembus masuk PTN. Saat itu, Mbak merasa ga punya harapan lagi. Mbak ga tau cita-cita Mbak apa. Dunia seolah runtuh seketika mengubur mimpi-mimpi Mbak. Dalam pikiran, Mbak selalu bertanya-tanya apakah Mbak sebodoh itu ya ga bisa mendapatkan apa yang Mbak harapkan. Padahal kan Allah udah janji kalau Allah pasti ngabulin doa dan harapan hamba-Nya. Tapi kok doa dan harapan Mbak ga kunjung terkabul juga.
Mbak menyadari kalau saat itu hati Mbak lagi rapuh dan Mbak ga ingin setan begitu mudahnya memengaruhi keadaan Mbak. Dalam kondisi itulah Mbak mencoba menggembleng diri dengan banyak banyak sholat, baca Al-Quran, dan dzikir. Di saat Mbak baca Al-Quran, Mbak menemukan terjemahan Al-Quran yang magic banget, yang relate banget sama kondisi Mbak saat itu. Namun, kalau misal disuruh nyari lagi yang Mbak baca saat itu terjemahan surat apa dan ayat berapa Mbak belum tentu bisa nemuin lagi. Terjemahan Al-Quran tersebut pada intinya menyebutkan bahwa kehidupan itu seperti roda yang senantiasa berputar, terkadang berada di atas dan kadang pula berada di bawah. Dari terjemahan tersebut, Mbak berpikir bahwa mungkin saat itu adalah fase kehidupan Mbak berada di bawah. Dan suatu saat Mbak akan mengalami fase kehidupan di atas. Mbak pun mulai tegar menghadapi kenyataan pahit. Dan bagi Mbak, tahun 2009 merupakan titik balik Mbak untuk ga takut dengan kegagalan. Mbak ga kapok dengan kegagalan. Justru kegagalan itu yang membuat Mbak kuat dan ga gampang nyerah sama keadaan. Karena Mbak yakin kalau kegagalan itulah yang membawa Mbak pada jalan menuju kesuksesan. Mbak juga semakin yakin sama Allah kalau Allah itu selalu kasih apa yang Mbak butuhin. Hal yang baik menurut Mbak belum tentu baik menurut Allah. Dan Allah selalu ngabulin doa-doa Mbak di waktu yang tepat.
0 komentar:
Posting Komentar