Sabtu, 27 November 2021

Mengenal Lebih Dekat Tentang “Penyakit Kusta”


Pada hari Rabu lalu, 24 November 2021, saya berkesempatan mengikuti sebuah talkshow yang diadakan oleh ruang publik Kantor Berita Radio (KBR). Talkshow dimaksud diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional tanggal 12 November dengan mengusung tema “Bahu Membahu untuk Indonesia Sehat dan Bebas Kusta”. Acara tersebut disponsori oleh Netherlands Leprosy Relief (NLR), sebuah organisasi non-pemerintahan (LSM) yang mendorong pemberantasan kusta dan inklusi bagi orang dengan disabilitas termasuk akibat kusta. Adapun narasumber dalam talkshow tersebut yaitu dr. Febrina Sugianto, Junior Technical Advisor NLR Indonesia, dan Bapak Eman Suherman, S.Sos, Ketua TJSL PT Dahana (Persero).

Beberapa hal baru yang saya ketahui tentang penyakit kusta setelah mengikuti talkshow tersebut. Sebagaimana kita ketahui bahwa penyakit kusta merupakan penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae yang menyerang kulit dan jaringan saraf perifer serta mata dan selaput yang melapisi bagian dalam hidung. Penyakit kusta ini termasuk penyakit menular, tetapi penularannya tidak secepat penularan Covid-19. Penularannya melalui droplet. Namun demikian, penyakit ini sangat mungkin dapat disembuhkan sepanjang cepat ditangani. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengenal gejala awal penyakit kusta ini. 

Penyakit kusta ini diawali dengan adanya bercak warna putih atau merah pada kulit sehingga terlihat berbeda dengan warna kulit di sekitarnya. Jika ditemukan warna bercak tersebut pada kulit tubuh kita maka segerakan bawa diri ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan. Semakin cepat kita mendeteksi adanya bercak pada tubuh kita maka akan semakin mudah dan cepat juga proses penyembuhannya.

Untuk keluarga terdekat atau masyarakat yang secara intensif kontak langsung dengan penderita penyakit kusta dalam tempo 20 (dua puluh) jam selama seminggu juga perlu menyegerakan untuk memeriksakan diri ke puskesmas terdekat supaya lebih cepat terdeteksi sehingga akan lebih mudah dan cepat untuk penanganan, perawatan, dan penyembuhannya. 

NLR selaku organisasi non-pemerintah yang concern terhadap pemberantasan kusta memiliki 5 (lima) event dalam rangka HKN 2021. Event tersebut sekalian untuk mengampanyekan Indonesia bebas kusta serta mengajak masyarakat berpartisipasi aktif di dalamnya dan sekaligus meningkatkan awareness tentang penyakit kusta itu sendiri. Adapun 5 (lima) program tersebut yaitu:

1.      Mengadakan lomba suara untuk Indonesia bebas kusta. Lomba ini ditargetkan untuk orang-orang yang mengalami kusta atau penyintas kusta serta para disabilitas yaitu dengan mengirim karyanya seperti artikel, foto, dan video pendek.

2.      Mengadakan virtual run dan mengampanyekan kesehatan dan kesadaran terhadap down syndrome. Lomba ini diselenggarakan manakala terdapat penderita kusta yang juga mengalami down syndrome.

3.      Workshop rutin mingguan selama bulan November bagi orang tua-anak dengan kusta atau orang tua-anak disabilitas tentang bagaimana pengasuhan, perawatan anak sehingga kesehatan dan kebutuhan anak terjamin.

4.      Dalam rangka mendukung pemerintah dalam upaya pencegahan Covid-19, menyediakan dan mendistribusikan berbagai media edukasi yang menyasar anak, tenaga kesehatan, dan masyarakat umum khususnya di daerah pendampingan NLR.

5.      Melakukan kampanye penyadaran yang ditujukan kepada tenaga kesehatan dan masyarakat secara umum. 

Kampanye bebas kusta tidak hanya disuarakan oleh NLR, tetapi juga oleh berbagai lembaga lainnya bahkan menjadi salah satu program unggulan Corporate Social Responsibility (CSR) suatu perusahaan, termasuk PT Dahana (Persero). Adapun program kesehatan yang diselenggarakan oleh PT Dahana (Persero) diawali dengan program pengobatan gratis pada tahun 2017. Dari program tersebut, secara perlahan dapat diidentifikasi masyarakat penderita kusta. Oleh karena itu, pada tahun 2021 PT Dahana (Persero) mulai dilaksanakan program penanggulangan penyakit kusta.

Meskipun penyakit kusta dapat dibilang merupakan penyakit kuno, ternyata sebagian masyarakat masih belum cukup memahami tentang penyakit ini. Tidak jarang penderita kusta mendapat stigma negatif dari lingkungan sekitar maupun dari keluarganya sendiri. Talkshow yang saya ikuti pun salah satunya juga bertujuan untuk memberikan pengetahuan umum dan menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang penyakit kusta. 

Upaya PT Dahana (Persero) dalam menghentikan dan menghilangkan stigma negatif bagi penderita kusta yaitu salah satunya dengan memberikan fasilitas usaha di bidang yang sesuai dengan kapasitasnya. Dengan demikian, diharapkan para penderita kusta mendapatkan kemandirian secara finansial.

Adapun upaya NLR dalam menghentikan stigma negatif penderita kusta yaitu dengan mengadakan 5 (lima) event sebagaimana di atas. Dengan demikian, jika stigma negatif penyakit kusta di masyarakat rendah maka akan semakin banyak penyakit kusta yang terdeteksi dan disembuhkan.

1 komentar: