Minggu, 10 Oktober 2021

Memilih Bergerak dari Zona Nyaman


Ada pelajaran yang sangat berharga dari hadirnya pandemi Covid-19 di muka bumi ini. Jika kita bisa melihat, banyak sekali tatanan hidup yang berubah sejak adanya pandemic, misalnya yang tadinya sekolah tata muka menjadi online, yang tadinya kerja di kantor kemudian menjadi di rumah, yang biasanya para pekerja mendapat penghasilan utuh kemudian jadi dipotong. 

 

Ya begitulah, kita harus siap dengan ritme kehidupan yang akan selalu berubah. Nyaman sekarang belum berarti aman untuk ke depannya. Untuk itu kita harus punya mindset yang tepat dalam memaknai kata nyaman dan aman. 

 

Nyaman adalah sebuah kata sifat berarti enak, segar, sehat. Kalau aman berarti bebas dari bahaya atau gangguan. Setiap orang berhak penuh atas dirinya sendiri, termasuk perasaan nyaman yang sedang dirasakannya. It’s mean kita saat itu berada di zona nyaman. Memang, nyaman itu menyenangkan. Namun, dalam ajaran agama, kita dilarang untuk berlebih-lebihan. Sehingga berada dalam perasaan nyaman yang berlebih menjadi tidak baik. 

 

Mengapa tidak baik?

Karena di zona ini kita tidak dapat menchallange diri kita. Memang penting ya kita menchallange diri kita? Oooh jelas!. Dengan kita menchallange diri maka mau tidak mau kita dipaksa untuk menggali potensi diri kita, kita dipaksa untuk mencari kelebihan kita. Nah, kalau kita sudah menemukan potensi dan kelebihan diri kita maka selanjutnya kita asah dan menjadikannya sebuah karya terbaik untuk kita persembahkan pada Tuhan Yang Maha Esa di akhirat kelak. 

 

Oh iya, kita juga perlu meniatkan diri juga di saat kita berupaya menggali dan mengembangkan potensi diri serta berjalan menuju target kita, semua diniatikan untuk mensyukuri anugerah yang telah diberikan Allah kepada kita. Semua itu dari Allah sehingga apa yang kita lakukan juga untuk Allah. Simpelnya dari Allah untuk Allah. 

 

Kita perlu ingat bahwa nahkoda yang hebat tidak lahir dari lautan yang tenang. Begitupun dengan kita, jika kita ingin menjadi seseorang yang hebat maka kita perlu menciptakan tantangan-tantangan dan berupaya menaklukkannya. Sampai kapan akan demikian? Sampai batas usia yang Allah tetapkan. Well, dunia bukan tempat untuk menikmati zona nyaman secara berlebih. 

 

Bukankah tujuan manusia hidup di dunia ini adalah untuk beribadah kepada Allah? Lantas, ibadah seperti apa yg akan kita persembahkan kepada Allah? Untuk menjawab itu, itu perlu terus menerus mengasah potensi dan kelebihan kita.

 

Nah, bagaimana cara kita menchallange diri kita? 

Yaitu dengan membuat target. Bisa target harian, target mingguan, target bulanan, atau bahkan target tahunan. Nah, bagi saya hidup itu harus berproses dan berprogres. Agama kita kan juga sudah mengajarkan bahwa orang yang beruntung adalah orang yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, sedangkan orang yang merugi atau bahkan celaka adalah orang yang hari ini sama dengan atau lebih buruk dari hari kemarin. Na’udzubillah. Nah, dengan kita menciptakan target, apabila target 1 telah tercapai maka kita akan bergerak ke target lainnya dan begitu selanjutnya. Sebagaimana sebuah ayat dalam Al Quran Surat Al Insyirah: 7 yang menyampaikan bahwa “Maka apabila engkau telah selesai dari sesuatu urusan tetaplah bekerja keras untuk urusan yang lain”. 

 

Nah, dengan kita tidak terlalu lama di zona nyaman, kemudian kita berupaya untuk menggali potensi diri kita, senantiasa membuat lompatan2 hidup dengan target yang kita ciptakan, insyaAllah aman itu akan datang dengan sendirinya. Kita menjadi aman ketika Tuhan mencukupkan usia kita karena pada saat itu kita sedang menuju-Nya. 


Well, 

Hidup itu harus beproses dan berprogres. Bagai menaiki sebuah anak tangga, perlahan tetapi terus meningkat sampai pada puncakanya adalah ketika kita berjumpa pada Sang Maha Kuasa. 

 


0 komentar:

Posting Komentar