Bapak merupakan salah seorang yang sangat gemar silaturahim, terutama silaturahim kepada keluarga. Tidak bisa dipungkiri bahwa Bapak mempunyai banyak saudara, baik saudara kandung maupun saudara sepupu bahkan saudara mindoan. Sejak kecil, setiap satu tahun sekali tepatnya di hari raya idul fitri, Bapak selalu mengajak kami menghadiri reuni keluarga, baik keluarga dari eyang putri maupun eyang kakung. Di setiap acara reuni, selalu disediakan waktu untuk memperkenalkan keluarga dari masing masing saudara eyang. Saking banyaknya keluarga, acara reuni yang hanya setengah hari tidaklah cukup untuk bisa saling mengenal antarkeluarga. Alhasil pertemuan yang hanya satu kali setiap tahun dirasa sangat kurang efektif untuk mengetahui silsilah keluarga.
Petualanganku untuk menelusuri silsilah keluarga dimulai ketika aku bekerja. Gresik adalah kota tempatku bekerja pertama kali. Di Gresik, aku diperkenalkan dengan saudara Bapak dari eyang kakung. Beliau adalah kakak sepupu Bapak. Setiap kali aku silaturahim ke rumah beliau, banyak sekali hal yang beliau ceritakan kepadaku tentang eyang. Diantaranya kebahagiaan beliau saat berkunjung ke rumah eyang kakung dan bentuk penyambutan eyang putri kepada setiap saudaranya yang berkunjung ke rumah.
Pada saat di Gresik, tidak sedikit undangan pernikahan dari teman kuliah sampai kepadaku. Karena aku hobi jalan, akhirnya setiap ada undangan pernikahan ke luar kota aku selalu menyempatkan untuk hadir. Jika undangan pernikahannya masih di pulau jawa, aku hanya memanfaatkan waktu 2 (dua) hari libur kantor untuk keluar kota. Namun, jika undangan pernikahannya ada di luar pulau jawa maka aku mengusahakan untuk mengambil cuti maksimal 2 (dua) hari kerja.
Penelusuranku untuk mengetahui silsilah keluarga tidak terhenti di pulau Jawa, tetapi juga luar pulau Jawa. Keluarga Bapak memang tersebar cukup banyak di berbagai kota di Indonesia. Dan yang paling jauh yaitu di Manokwari, Papua Barat. Pernah suatu hari aku mendapat undangan pernikahan dari teman kos yang rumahnya di Palembang. Karena aku penasaran dengan kota pempek, aku pun memutuskan untuk menghadiri undangan pernikahan tersebut. Beberapa hari sebelum keberangkatan, aku teringat dengan saudara sepupu Bapak yang tinggal di Lampung. Setelah searching jarak antara Palembang dan Lampung serta pilihan transportasi yang menghubungkan kota tersebut, akhirnya aku memutuskan untuk mampir ke Lampung seusai acara di Palembang.
Mengenal silsilah keluarga memang lebih efektif dilakukan dengan mengunjunginya satu per satu. Dengan berkunjung, perkenalan keluarga menjadi lebih komprehensif. Selain itu, aku jadi bisa sambil jalan ke tempat baru yang belum pernah aku kunjungi sebelumnya.
Bagiku, petualangan untuk mengetahui silsilah keluarga adalah petualangan yang asik dan menyenangkan. Apalagi kalau keluarga tersebut belum pernah melihat kita sebelumnya, yang diketahui adalah nama Bapak atau bahkan nama Eyang. Kejadian tersebut aku alami saat aku berkunjung ke Cilacap. Namun demikian, meski belum pernah bertemu sebelumnya, aku bersyukur keluarga Cilacap sangat terbuka menyambut kedatanganku.
Ada sebuah nasihat tentang keluarga dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib kepada putranya yang aku dengar melalui podcast Abi Quraish Shihab yaitu “Hormatilah keluarga besarmu karena mereka sayap yang membawamu terbang dan merekalah asal usulmu yang engkau berakhir pada mereka dan mereka juga tangan yang engkau gunakan berjuang”. Setelah mendengar nasihat dari Sayyidina Ali tersebut, aku jadi teringat dengan sebuah obrolanku dengan teman kos saat di Gresik. Dia mengatakan bahwa bisa jadi sebagian pencapaian kita saat ini merupakan pengabulan doa dari para pendahulu kita. Dengan demikian, kita menjadi sangat perlu untuk selalu mengingat dan mendoakan beliau beliau.
Petualanganku menelusuri silsilah keluarga belumlah usai. Aku berharap kondisi bumi segera membaik sehingga kelak bisa melanjutkan penelusuranku. Semoga kesempatan itu masih bisa kudapatkan dari-Nya.

0 komentar:
Posting Komentar