Rabu, 01 Mei 2019

HIKMAH SILATURAHIM


Assalamu'alaikum, Sahabat. 

Pada kesempatan ini aku mau sharing sedikit tentang silaturahim. Seperti biasanya, sharingnya based on pengalaman pribadi ya. 

Kalau ditanya tentang hobi, silaturahim adalah salah satu hobiku. Berawal dari acara reuni keluarga, aku baru sadar ternyata keluarga dari Bapak itu banyak banget. Saking banyaknya setiap kali lebaran dikenalin saudara eeee lebaran tahun berikutnya lupa lagi. Dan begitu seterusnya. Hal itulah yang bikin aku amat geregetan. Hehe

Alhamdulillah gaji dari pekerjaanku cukup banget buat aku bisa jalan-jalan silaturahim ke keluarga besar, baik keluarga yang ada di luar kota, luar provinsi, maupun luar pulau. Meski belum semua kudatengin, semoga suatu hari nanti Allah memberikanku kesempatan untuk bisa datang silaturahim ke keluarga yang belum pernah aku datengin.  

Ngomongin masalah silaturahim, tentu tidak terlepas dari hikmah yang didapet saat silaturahim. Silaturahim itu sendiri juga merupakan bagian dari anjuran Rasulullah sebagaimana hadits Rasulullah "Barang siapa yang senang diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung hubungan silaturahim".  

Bagiku silaturahim adalah salah satu jalan menuju kesuksesan. Silaturahim juga bisa menjadi sarana untuk saling mendoakan karena kita tidak akan pernah tau dari lisan siapakah doa akan terkabul. Saat mendapati kesulitan atau saat solusi sulit didapat maka dengan silaturahim kadang jalan keluar itu muncul. Atau dalam kondisi semangat kita sedang down maka dengan silaturahim semangat kita akan tersulut kembali. Atau bahkan jika hati kita sedang ragu dengan suatu hal maka silaturahim juga bisa menjadi jalan untuk memantapkan hati. Entah bagaimana bisa tetapi aku pernah mengalaminya.

Silaturahim membangkitkan semangatku yang mulai padam. Di akhir tahun 2017, perjodohanku dengan seseorang dan juga rekrutmen pekerjaan yang kuikuti keduanya gagal. Rasanya sedih banget. Berasa mimpi buruk, tapi ini bukan mimpi. Ini kenyataan yang harus aku terima. Ini taqdir yang harus aku terima. Lagi lagi aku harus nguatin diri dan tetap yakin dengan keputusan yang udah Allah kasih. Sejak kegagalan dua hal itu, aku memutuskan untuk pasrah dan ga mau terus menerus larut dalam kesedihan. Aku harus bangkit dan mengumpulkan  semangat juang lagi. 

Kebetulan saat itu terdengar kabar bahwa sepupu melahirkan di Jogja. Tidak harus berpikir panjang, aku langsung memutuskan untuk pergi ke jogja di hari libur kantor. Selain menengok ponakan, aku juga mengagendakan silaturahim ke rumah pakdhe dan budhe yang tinggal di Jogja. 

Pencerahan aku dapatkan saat silaturahim ke rumah pakdhe. Tanpa aku minta, tiba-tiba pakdhe bercerita tentang impian dan takdir Allah. "Terkadang impian kita tak sejalan dengan takdir Allah. Namun, bukan berarti Allah menutup jalan untuk meraih impian kita. Justru mungkin saja Allah sedang menunjukkan jalan impian kita melalui takdir yang saat ini kita jalani. Oleh karena itu, tetap kejarlah impianmu dengan jalan takdir yang kini Allah berikan untukmu". Mungkin kalimatnya tidak sama persis, tetapi intinya seperti itu. 

Sejak pulang dari rumah pakdhe, semangatku mulai bangkit kembali. Kuucapkan bye bye untuk dua kegagalan yang sempat mampir dalam episode kehidupanku di akhir tahun 2017. Dan saat itu aku harus mengucapkan selamat datang untuk tahun 2018 yang lebih bersemangat.

Silaturahim menjadi upayaku memantapkan hati terhadap suatu pilihan. Qoddarullah di tahun 2018 aku dihadapkan pada beberapa pilihan karir. Tentunya dari pilihan karir tersebut masing-masing ada plus dan minusnya. Namun, hal itu cukup menjadi pertimbangan saja. Yang terpenting adalah pilihan tempat berkarir yang menunjang pengembangan diri dan kompetensiku. Saat itu waktu terasa begitu cepat. Bahkan keputusan yang kuambil pun harus cepat dan juga harus tepat pastinya. 

Menjelang detik-detik akhir dimana aku harus memutuskan salah satu dari beberapa pilihan akrir, alhamdulillah aku menemukan orang yang tepat untuk mendiskusikan kebimbangan hatiku. Aku datang bersilaturahim ke rumah salah seorang yang sudah kuanggap seperti bapak sendiri. Kebetulan saat itu beliau adalah direktur utama di salah satu perusahaan di kota pudak. Tentunya wawasan, pengalaman, dan informasi yang didapat jauh lebih banyak dari pada aku. Alhamdulillah Qoddarullah sepulang dari rumah beliau kemantapan hatiku sudah mulai mengarah pada salah satu pilihan karir. Salah satu yang aku tangkap dari penjelasan beliau adalah bahwa hidup itu harus bertumbuh. 

Silaturahim juga dapat mengayakan hati. “Sesungguhnya muslim itu bersaudara” (QS. Al-Hujurat : 10). Dengan sikap saling bersaudara maka hati kita akan senantiasa terasa damai dan saat kita membutuhkan teman diskusi kita hanya tinggal memilih mana dari saudara atau teman kita yang bisa diajak diskusi.

Jadi kesimpulannya adalah selain dapat memperluas rejeki dan memanjangkan umur, menurutku silaturahim juga dapat membangkitkan semangat yang mulai padam, sebagai upaya memantapkan hati yang bimbang, dan tentunya mengayakan hati.

Yeah… sesi sharing tentang silaturahim aku cukupkan sampai disini dulu ya. InsyaAllah jika nanti ada sharing lagi tentang silaturahim bakal aku tambahkan di judul ini atau di judul selanjutnya.

Terima kasih untuk sahabat yang berkenan menyimak. Semoga bermanfaat ya. Dan juga jangan lupa untuk gemar silaturahim ya minimal untuk mengikuti anjuran Rasulullah.

Salam,




0 komentar:

Posting Komentar