Assalamu'alaikum, Sahabat.
Pada kesempatan
ini aku mau sharing sedikit tentang silaturahim. Seperti biasanya,
sharingnya based on pengalaman pribadi ya.
Kalau ditanya
tentang hobi, silaturahim adalah salah satu hobiku. Berawal dari acara reuni
keluarga, aku baru sadar ternyata keluarga dari Bapak itu banyak banget. Saking
banyaknya setiap kali lebaran dikenalin saudara eeee lebaran tahun berikutnya
lupa lagi. Dan begitu seterusnya. Hal itulah yang bikin aku amat geregetan.
Hehe
Alhamdulillah
gaji dari pekerjaanku cukup banget buat aku bisa jalan-jalan silaturahim ke
keluarga besar, baik keluarga yang ada di luar kota, luar provinsi, maupun luar
pulau. Meski belum semua kudatengin, semoga suatu hari nanti Allah memberikanku
kesempatan untuk bisa datang silaturahim ke keluarga yang belum pernah aku
datengin.
Ngomongin
masalah silaturahim, tentu tidak terlepas dari hikmah yang didapet saat
silaturahim. Silaturahim itu sendiri juga merupakan bagian dari anjuran
Rasulullah sebagaimana hadits Rasulullah "Barang siapa yang senang
diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung
hubungan silaturahim".
Bagiku
silaturahim adalah salah satu jalan menuju kesuksesan. Silaturahim juga bisa
menjadi sarana untuk saling mendoakan karena kita tidak akan pernah tau dari
lisan siapakah doa akan terkabul. Saat mendapati kesulitan atau saat solusi
sulit didapat maka dengan silaturahim kadang jalan keluar itu muncul. Atau
dalam kondisi semangat kita sedang down maka dengan
silaturahim semangat kita akan tersulut kembali. Atau bahkan jika hati kita
sedang ragu dengan suatu hal maka silaturahim juga bisa menjadi jalan untuk
memantapkan hati. Entah bagaimana bisa tetapi aku pernah mengalaminya.
Silaturahim
membangkitkan semangatku yang mulai padam. Di akhir tahun 2017, perjodohanku
dengan seseorang dan juga rekrutmen pekerjaan yang kuikuti keduanya gagal.
Rasanya sedih banget. Berasa mimpi buruk, tapi ini bukan mimpi. Ini kenyataan
yang harus aku terima. Ini taqdir yang harus aku terima. Lagi lagi aku harus
nguatin diri dan tetap yakin dengan keputusan yang udah Allah kasih. Sejak
kegagalan dua hal itu, aku memutuskan untuk pasrah dan ga mau terus menerus
larut dalam kesedihan. Aku harus bangkit dan mengumpulkan semangat juang
lagi.
Kebetulan saat
itu terdengar kabar bahwa sepupu melahirkan di Jogja. Tidak harus berpikir
panjang, aku langsung memutuskan untuk pergi ke jogja di hari libur kantor. Selain
menengok ponakan, aku juga mengagendakan silaturahim ke rumah pakdhe dan budhe
yang tinggal di Jogja.
Pencerahan aku
dapatkan saat silaturahim ke rumah pakdhe. Tanpa aku minta, tiba-tiba pakdhe
bercerita tentang impian dan takdir Allah. "Terkadang impian kita tak
sejalan dengan takdir Allah. Namun, bukan berarti Allah menutup jalan untuk
meraih impian kita. Justru mungkin saja Allah sedang menunjukkan jalan impian
kita melalui takdir yang saat ini kita jalani. Oleh karena itu, tetap kejarlah
impianmu dengan jalan takdir yang kini Allah berikan untukmu". Mungkin
kalimatnya tidak sama persis, tetapi intinya seperti itu.
Sejak pulang
dari rumah pakdhe, semangatku mulai bangkit kembali. Kuucapkan bye bye untuk
dua kegagalan yang sempat mampir dalam episode kehidupanku di akhir tahun 2017.
Dan saat itu aku harus mengucapkan selamat datang untuk tahun 2018 yang lebih
bersemangat.
Silaturahim
menjadi upayaku memantapkan hati terhadap suatu pilihan. Qoddarullah di tahun
2018 aku dihadapkan pada beberapa pilihan karir. Tentunya dari pilihan karir
tersebut masing-masing ada plus dan minusnya. Namun, hal itu cukup menjadi
pertimbangan saja. Yang terpenting adalah pilihan tempat berkarir yang
menunjang pengembangan diri dan kompetensiku. Saat itu waktu terasa begitu
cepat. Bahkan keputusan yang kuambil pun harus cepat dan juga harus tepat
pastinya.
Menjelang
detik-detik akhir dimana aku harus memutuskan salah satu dari beberapa pilihan
akrir, alhamdulillah aku menemukan orang yang tepat untuk mendiskusikan kebimbangan
hatiku. Aku datang bersilaturahim ke rumah salah seorang yang sudah kuanggap
seperti bapak sendiri. Kebetulan saat itu beliau adalah direktur utama di salah
satu perusahaan di kota pudak. Tentunya wawasan, pengalaman, dan informasi yang
didapat jauh lebih banyak dari pada aku. Alhamdulillah Qoddarullah sepulang
dari rumah beliau kemantapan hatiku sudah mulai mengarah pada salah satu
pilihan karir. Salah satu yang aku tangkap dari penjelasan beliau adalah bahwa
hidup itu harus bertumbuh.
Silaturahim juga
dapat mengayakan hati. “Sesungguhnya muslim itu bersaudara” (QS. Al-Hujurat :
10). Dengan sikap saling bersaudara maka hati kita akan senantiasa terasa damai
dan saat kita membutuhkan teman diskusi kita hanya tinggal memilih mana dari
saudara atau teman kita yang bisa diajak diskusi.
Jadi kesimpulannya adalah selain dapat memperluas rejeki dan memanjangkan
umur, menurutku silaturahim juga dapat membangkitkan semangat yang mulai padam,
sebagai upaya memantapkan hati yang bimbang, dan tentunya mengayakan hati.
Yeah… sesi sharing tentang silaturahim aku cukupkan sampai disini
dulu ya. InsyaAllah jika nanti ada sharing lagi tentang silaturahim bakal aku
tambahkan di judul ini atau di judul selanjutnya.
Terima kasih untuk sahabat yang berkenan menyimak. Semoga
bermanfaat ya. Dan juga jangan lupa untuk gemar silaturahim ya minimal untuk
mengikuti anjuran Rasulullah.
Salam,
0 komentar:
Posting Komentar