Minggu, 10 Juli 2022

Masa Depan Adalah Misteri



Sekitar tahun ketiga kuliah, aku pernah menanyakan tentang masa depan kepada Bapak “Bapak, bapak pengen ima jadi apa? Dosen/notaris/atau jadi apa? Biar ima tau harus melangkah kemana”. Aq sedikit lupa jawaban Bapak waktu itu. Yg pasti Bapak tidak memberikan jawaban yg aku harapkan. Meskipun aku meronta sekalipun, Bapak tetap tidak memberikan jawabannya. Malahan Bapak memberikan ku pesan singkat yg sungguh amatlah abstrak, yg masih sulit kucerna pada masa itu. Pesan itu adalah “Nduk, kuliahlah, belajarlah dengan niat mencari ilmu karena Allah semata. Nanti saat km lulus kuliah kok ada tawaran pekerjaan, ya itu rezekimu”. Akhirnya pada saat itu, paham atau tidak paham maksud dari nasihat Bapak, aku pun berusaha untuk mengamalkannya. Entah apa yang terjadi dengan masa depan, aku hanya punya keyakinan pada Allah sebagaimana nasihat Bapak.

Waktu kelulusan pun tiba, tetapi pandangan terhadap masa depan pun masih kosong. Mau kerja/lanjut kuliah/nikah? Setelah dipikir secara matang, bekerja adalah opsi yg paling tepat saat itu. Roja’ dan khouf beradu dalam pikiranku. Rasa takut dengan masa depan semakin hari semakin menjadi. Aku terus berusaha untuk selalu memunculkan harapan.

Singkat cerita, saat hendak memutuskan pulang kampung selepas lulus kuliah, salah satu pengasuh pondok pesantren di Jogja memintaku untuk membantu mengelola kantor KBIH yg dipunyainya dan aku pun dengan senang hati menerimanya. Bisa dibilang kantor KBIH merupakan tempat aku pertama bekerja. Meski penghasilan dari pekerjaan tsb tak seberapa, minimal aku bisa mengabdikan diriku untuk pondok pesantren tersebut.

Prinsip yg kupegang saat itu adalah bahwa semua yg ada di langit dan di bumi ialah milik Allah, termasuk pekerjaan. Jadi, mintalah pekerjaan kepada Allah!. Saat itu aku meminta untuk diberikan pekerjaan yg terbaik, yg disana aku bisa mengamalkan ilmu yg pernah didapat waktu kuliah. Kuperbaiki hubunganku dengan Allah. Mulai dari ibadah mahdhoh sampai dengan ghoiru mahdhoh. Kemudian aku juga memasang target kapan aku mulai bekerja.

Saat prinsip itu kupegang sangat erat, berbagai usaha kucoba, kegagalan yg menimpa kumaknai sebagai jalan menuju kesuksesan, serta berusaha untuk melakukan yg terbaik setiap harinya. Karena aku yakin apa yang kita lakukan pada hari ini akan menentukan kita di masa mendatang. Dan surprise itu akhirnya datang juga, dengan cara yg tak terduga duga. Segala harapan yg kupanjatkan di hadapan Allah, terkabul dengan sempurna. Alhamdulillah.

Tulisan ini kutulis karena aku teringat dengan pertanyaan adikku yg waktu liburan semester yg lalu menanyakan tentang masa depan. Dan saat itu, aku langsung teringat dengan pertanyaan serupa yg pernah kutanyakan kepada Bapak. Dan nasihat Bapak itulah yg kupegang dan kuyakini sampai saat ini. Dalam prosesnya mungkin banyak drama yg kualami, tapi hanya ada 1 hal yg kupunya dalam hidupku, yg tak pernah meninggalkan ku sedikitpun, yg senantiasa mendengarkan rintihan tangisku, yg senantiasa mengetahui pilihan terbaik untuk hidupku, yg mengajariku banyak hal tentang ketekunan, kesabaran, dan keyakinan. Dia adalah ALLAH SUBHANAHU WATA’ALA. Tuhan yg diperkenalkan Bapak kepada ku. Sejak kecil Bapak telah menancapkan keimanan pada Allah Tuhanku.

Jangan pernah takut dengan masa depan. Mempunyai harapan/cita2/impian itu penting. Namun, menjadi apa kita nanti, itu adalah hak prerogatif Allah. Dan kita hanya bisa melakukan yg terbaik untuk setiap harinya. Karena apa yg kita lakukan hari ini merupakan cerminan bagaimana diri kita di masa depan.
Selamat berproses, jangan pernah lelah untuk selalu mencari, mencari, dan mencari hikmah dalam hidup. Dan satu hal lagi jangan pernah tinggalkan Dia dalam kondisi apapun. Terus yakin pada-Nya. 

 

0 komentar:

Posting Komentar