Selamat menyambut awal pekan. Bagaimana kabarnya? Semoga dalam keadaan sehat dan bahagia yaaa.
Alhamdulillah
kita sudah masuk bulan Maret dan bulan Sya’ban. InsyaAllah 1 bulan lagi kita
berjumpa dengan bulan penuh berkah dan rohmah, yaitu bulan Ramadhan. Bismillah
semoga kita dipertemukan dengan bulan tersebut ya.
Pada kesempatan kali ini ini saya akan menulis tentang pelajaran apa yang bisa diambil dari berjalan kaki. Sebelumnya udah baca kan 22 manfaat jalan kaki yang pekan lalu saya tulis?. Kalau belum baca, silakan baca disini ya https://maratulmuslimah91.blogspot.com/2022/02/mengungkap-segudang-manfaat-jalan-kaki.html. Untuk yang sudah baca, hayo udah coba dipraktikkan belum? Hehe. Yuk mari saling mempraktikkan. Alhamdulillah meski belum tiap hari saya sudah mencoba mempraktikkan berjalan kaki, meski baru bisa 4 kali seminggu. Hehe. Padahal minimal seminggu 5 kali. Baik. Berarti musti kuat lagi niy tekad saya untuk mengkonsistenkan jalan kaki. Anw, konsisten atau dalam bahasa islamnya istiqomah itu betul betul sulit, Readers. Hihi. Meski sulit, tapi bukan berarti ga bisa yaa. Yuks musti semangat lagi kita.
Judul
tulisan kali ini terinspirasi dari sebuah tantangan menulis di salah satu akun
IG yang saya ikuti. Waktu itu ada tantangan untuk menuliskan pelajaran yang
dapat diambil dari berjalan kaki minimal 1 km. Sejak membaca tantangan
tersebut, saya tak henti-hentinya berpikir kira kira pelajaran apa yang saya dapatkan
ketika saya berjalan kaki. Pikiran itu selalu coba saya renungkan ketika saya sedang
berjalan kaki. Tak lupa saya juga berdiskusi dengan rekan sesama pejalan kaki.
Nah,
dari hasil pemikiran saya, inilah 5 pelajaran yang bisa diambil dari berjalan
kaki:
1. Syukur. Setiap kali berjalan, saya
merasakan hati begitu tenang, tenteram, damai, dan merasa cukup. Melihat biru
atau abunya langit, hijaunya dedaunan, kicauan burung, dan pemandangan lainnya
membuat mulut saya begitu mudah menyunggingkan senyum. Melihat dengan jelas keagungan Tuhan
dari ciptaan-Nya. Lantas kemudian saya membatin bahwa Tuhan itu Maha Baik
dengan segala kebaikan-Nya. Hal yang tak pernah diminta seorang hamba,
dikasihnya dengan melimpah ruah, diantaranya nikmat berupa oksigen. Dari situ saya
mengambil pelajaran bahwa Tuhan akan selalu memberikan segala sesuatu yang
dibutuhkan hamba-Nya, meski sang hamba tak memintanya. Tuhan memang menyuruh kita berdoa, tetapi kita tidak berhak
memaksakan doa kita dikabulkan oleh-Nya karena Dia lah Dzat yang Maha
Mengetahui segala kebutuhan hamba-Nya. Tugas kita adalah bersyukur atas segala
nikmat yang disuguhkan oleh-Nya. Menggunakan segala nikmat tersebut untuk kebermanfaatan
dan kemaslahatan.
2.
Yakin. Berjalan itu butuh niat dan
semangat untuk bisa sampai pada tujuan akhir yang hendak dicapai. Setiap derap
langkah perlu dilandasi keyakinan bahwa saya akan sampai pada tujuan akhir. Seperti halnya
manusia hidup di dunia, pasti punya tujuan yang ingin dicapai. Dan untuk tetap mampu
berjalan, manusia butuh keyakinan. Keyakinan bahwa perjalanannya akan berujung
sehingga manusia harus tetap melangkah supaya bisa sampai pada tujuan akhirnya.
Sesulit apapun kondisinya, manusia tetap harus melangkah karena hanya itulah
jalan satu-satunya supaya bisa sampai pada tujuannya.
3. Sabar. Berjalan tanpa bersabar itu
percuma. Tidak bisa menikmati perjalanan. Tidak ada manfaat jalan kaki yang
didapat. Hati dipenuhi rasa keluh. Malah cepat capek dan memperlama sampainya
kita pada tujuan akhir. Dalam hidup sekalipun, jika tidak ada rasa sabar maka
setiap detik episode kehidupan pun tidak dapat dinikmati. Kita pun menjadi
tidak jeli untuk mengambil hikmah dari setiap perjalanan yang kita lalui.
4. Bertahap. Awalnya saya berjalan hanya
2000-an langkah, kemudian meningkat menjadi 4000-an langkah, dan kemudian
konsisten di 5000-an langkah per hari. Jika dibandingkan dengan para ilmuwan
zaman dulu, tentu saja langkah saya ini masih sangatlah receh. But, yang penting saat ini adalah berjuang untuk konsisten dan
terus menambah langkah. Dalam hidup pun kita musti terus berproses dan
berprogres supaya kita hari ini terus lebih baik dari hari kemarin. Dengan
demikian, kita termasuk orang-orang yang beruntung.
5. Bertahan. Berjalan pada saat cuaca terik seringkali
membuat saya lebih cepat berkeringat sehingga merasa gerah dan panas. Padahal tempat
tujuan masih lumayan jauh dari jangkauan. Tidak ada hal yang bisa saya lakukan
saat itu kecuali tetap menikmati perjalanan sambil menyesuaikan diri untuk
mencari kenyamanan diri dengan kondisi yang ada. Bertahan dengan cuaca yang
terik, bertahan dari rasa gerah dan panas, serta tetap fokus pada tujuan. Karena
dengan bertahan itulah saya akan sampai pada tujuan dengan estimasi waktu yang
telah saya rencanakan. Begitu halnya dalam hidup. Jika di tengah perjalanan kita
tidak mampu bertahan dengan kondisi yang tidak mengenakkan maka hal tersebut
tentu akan menghambat sampainya kita pada tujuan akhir.
Demikianlah 5 pelajaran yang bisa diambil dari berjalan kaki versi saya. Hehe. Barangkali ada tambahan dari Readers silakan tinggalkan pesan di kolom komentar ya. Karena saya yakin setiap orang mempunyai buah pikir yang beragam saat berjalan kaki. Atau bisa jadi kita sepaham? Hehe. Atau misal ada yang belum bisa mengambil pelajaran dari berjalan kaki, itu mungkin karena kurang bisa menikmati berjalan kaki. Hehe. Tapi ndak papa. Segala sesuatu itu berproses. Termasuk proses untuk menikmati.
Baiklah,
sekian coretan saya di pekan ini. Semoga bermanfaat yah. Sampai jumpa pekan
depan. Dan salam sehat :)
0 komentar:
Posting Komentar